Kamis, 28 Januari 2016

Archaebacteria

Archaebacteria yang beranggotakan organisme prokariota uniseluler yang punya membrane sel dan secara genetik Archaebacteria berbeda dengan organisme lainnya. Makanya para ahli yang sebenernya engga Indah kenal, menaruh Archaebacteria  ke dalam kingdom terpisah. Kenapa?

  1. kebanyakan adalah organisme aerob
  2. Dinding selnya tidak punya peptidoglikan seperti bakteri
  3. membrane sel dan RNA ribosom berbeda dengan bakteri
  4. Archaebacteria dapat hidup di tempat yang organisme lain tidak dapat hidup

Katanya sih, Archaebacteria termasuk bentuk kehidupan pertama yang ada di muka bumi. Dikarenakan para ahli menduga bahwa Archaebacteria  bias hidup di keadaan yang ekstrim seperti keadaan bumi pada saat pertama kali terbentuk

Struktur Archaebacteria
Dinding selnya tersusun dengan pseudopeptidoglikan dan ada juga yang tersusun dengan pseudomurein polisakarida.

Beberapa jenis Archaebacteria  melakukan metabolism kemolitrotof = memperoleh energi dari oksidasi bahan-bahan anorganik seperti sulfur atau hydrogen sulfida.

Archaebacteria menyimpan cadangan makanan dalam bentuk glikogen di dalam granula sitoplasma. Bentuknya ada yang batang, bulat, spiral, berlobus, filament, atau berkoloni

Beberapa Archaebacteria  ada yang bergerak karena memiliki flagella panjang.
Berproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, atau fregmentasi.

Klasifikasi Archaebacteria

  1. Metanogen
    kelompok Archaebacteria  yang bisa menghasilkan gas metan dari karbon dioksida  atau hydrogen. Hidrogen sebagai sumber energi dan karbon dioksida   sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya.

    -merupakan organisme anaerob obligat. Hidup di rawa, kumbangan, tempat pembuangan limbah, dan di saluran pencernaan manusia dan hewan.disebut gas intensinal
    -
    Karena menghasilkan gas metan maka digunakan untuk mengolah limbah dan memurnikan air. Seperti Methanobacterium, Methanosarcina, Methanococcus, Methanopyrus, dan Methanospirillum
  2. Ekstrem Halofil
    -kelompok Archaebacteria  yang hidup  di lingkungan berkadar garam tinggi. Seperti laut mati, danau great salt, atau lading-lading pembuatan garam.. Karena garam digunakan  untuk membangkitkan energi dan ion-ion natrium menstabilitaskan dinding sel, ribosom, dan enzimnya.

    Halobacterium halobium beradaptasi dengan membentuk membrane nungun yaitu pigmen penangkap cahay yang terdapat di membrane plasmanya. disebutlah pigmen bakteriorodopsin.
  3. Termoasidofil

    -kelompok Archaebacteria  yang hidup di lingkungan  yang suhunya sangat tinggi (80-100 celcius) berpH rendah (kurang dari dua) dan mengandung belerang (sulfur)
    Pyrococcus


    -seperti: Pyrodictium,Pyrococcus, Archeolobus, Sulfulobus, Thermoproteus, Pyrobaculum,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar