Selasa, 19 April 2016

SISTEM EKSRESI

A. Sistem Ekskresi pada Manusia

Karbon Dioksida (CO2)
merupakan sisa pembakaran zat-zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak, ataupun protein

Air (O2)
merupakan sisa pembongkaran senyawa protein atau asam amino

Amonia (NH3)
bentuk dari amonia dan karbon dioksida melalui reaksi dengan asam amino ornitin

Urea (CO(NH2)2)
merupakan sisa metabolisme asam nukleat, khususnya purin (adenin dan guanin)

Asam Urat Zat Warna Empedu 
Hasil perombakan sel-sel darah merah, terutama hemoglobin

Ginjal (Ren)
  •  Fungsi:
    • mengekskresi sisa-sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya amonia, urea, dan asam urat dari dalam darah 
    • mengekskresi kelebihan air, garam, hormon, obat-obatan, dan vitamin 
    • memelihara tekanan osmosis dan pH cairan tubuh urine 
    • Hasil eksresi --> urine 
     
     Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Struktur Ginjal 
Skema irisan membujur gi... 
    PEMBENTUKAN URINE
Filtrasi:
• Dalam proses filtrasi atau penyaringan, yang disaring oleh ginjal adalah darah.
• Setiap menit ginjal mampu menyaring darah sebanyak 1.200 ml.
• Penyaringan darah terjadi dari kapiler glomerulus menuju lumen kapsula Bowman karena adanya tekanan darah yang tinggi dalam glomerulus.
• Hasil penyaringan itu disebut filtrat glomerulus atau urine primer.

Reabsorpsi 
• Zat-zat yang masih berguna yang terdapat dalam urine primer diserap kembali ke dalam darah, antara lain air, glukosa, asam amino, serta berbagai jenis ion.
• Zat-zat sisa yang tidak dapat digunakan, seperti urea dan kelebihan garam akan dikeluarkan dalam bentuk urine.
• Proses reabsorpsi terjadi di dalam tubulus konvolusi proksimal dan berfungsi untuk mempertahankan komposisi air serta garam dalam cairan tubuh.

Augmentasi 
• Urine sekunder yang terbentuk di dalam tubulus konvolusi proksimal akan diteruskan ke tubulus konvolusi distal.
• Di dalam tubulus konvolusi distal terjadi augmentasi, yaitu proses penambahan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, misalnya urea.
• Dalam proses tersebut, urea yang ada di dalam darah masuk ke dalam tubulus konvolusi distal dengan cara transpor aktif.
  1. Banyak sedikitnya urine yang dihasilkan oleh ginjal diatur oleh hormon antidiuretik (antidiuretic hormone/ADH)
  2. Pengaturan oleh ADH menyebabkan pembentukan urine yang hipotonis atau hipertonis, bergantung pada kebutuhan tubuh terhadap air
  3. Fungsi ADH adalah meningkatkan permeabilitas dinding tubulus konvolusi distal dan dinding tubulus pengumpul terhadap air Jika ada ADH: dinding tubulus distal dan tubulus pengumpul menjadi permeabel terhadap air (dan urea) Jika tidak ada ADH: dinding tubulus distal dan tubulus pengumpul impermeabel terhadap air (dan urea)
Paru-Paru (Pulmo) 
  • Selama proses pernapasan di samping mengambil oksigen, paru-paru juga membuang atau mengeksresi sisa-sisa proses pembakaran zat-zat makanan yang berupa karbon dioksida dan air (dalam bentuk uap air)
Hati (Hepar)
  • Cairan empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati merupakan produk eksresi yang dibentuk dari perombakan atau pemecahan hemoglobin sel-sel darah merah yang telah usang
  •  Di dalam hati, asam amino yang tidak diperlukan dalam pembentukan protein diubah menjadi glikogen Letak hati dan kantong empedu Kantong empedu Hati Esofagus Lambung Pankreas Duodenum Saluran empedu
Kulit 
  • Fungsi utama:adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai gangguan fisik, seperti suhu, radiasi, kekeringan, benturan fisik, dan infeksi kuman penyakit 
  • Kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh dan sebagai penerima rangsang (reseptor) karena di dalamnya terdapat banyak ujung saraf Penampang membujur kulit manusia Epidermis Dermis Arteri Vena Lapisan Malpighi Ujung-ujung saraf
 Kelainan atau Gangguan pada Sistem Ekskresi

Albuminuria
  • Kegagalan proses filtrasi (penyaringan) oleh ginjal, terutama filtrasi protein (albumin).
Anuria 
  • Kelainan yang ditandai dengan tidak terbentuknya urine dan disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus sehingga ginjal tidak mampu memfiltrasi darah 
Batu Ginjal 
  • Terbentuk dari pengendapan garam-garam mineral di dalam ginjal atau di saluran urine (ureter dan uretra) sehingga aliran urine menjadi terhambat. 
Diabetes
  • Insipidus Menghasilkan urine yang sangat banyak dan encer (hipotonis) dan penderita sering buang air kecil, mengalami kehausan secara terus-menerus, dan berisiko mengalami dehidrasi serta ketidakseimbangan ion-ion dalam tubuh 
Diabetes Mellitus 
  • Gangguan yang ditandai urine penderita mengandung glukosa yang disebabkan tubuh penderita kekurangan hormon insulin sehingga proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu atau berkurang 
Nefritis (Radang Ginjal) 
  • Suatu radang pada glomeruli yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan menyebabkan glomeruli tidak dapat menyaring darah sehingga bahan-bahan buangan tetap ada di dalam darah 
Sistitis dan Uretritis 
  • Sistisis adalah radang atau infeksi pada kantong kemih, sedangkan uretritis merupakan radang atau infeksi pada uretra. keduanya dapat menyebabkan radang ginjal (nefritis).
B. Sistem Ekskresi pada Serangga
  • Sistem ekskresi pada serangga, contohnya belalang, pada umumnya tersusun atas alat ekskresi yang disebut pembuluh Malpighi 
  • Fungsi pembuluh Malpighi mirip dengan fungsi ginjal, yaitu menyaring darah 
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Sistem Ekskresi pada 
Serangga 
Pembuluh ... 
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
C. Sistem Ekskresi pada Ikan 
Osmoregulas... 
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Osmoregulasi pada ikan air tawar
Sampai di sini dulu yaa.. Sistem eksresinya :D Semoga ada manfaatnya juga buat kalian!
Salam,
Indah F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar