Sabtu, 03 September 2016

Kamis, 12 Mei 2016

Koloid

Hari Rabu kemarin, Indah baru aj abelajar koloid dan ini menjadi hal yang menyenangkan untuk dipelajari di kelas 11 daripada mempepalajari tentang mol, termokimia, garam, buffer.. Soalnya itu soal hitung-hitungan. Kalau kolid ini soal tentang yang sering kita lihat di sekitar kita gitu. Yah, dibandingkan ngitung-ngitung mol dan lajunya reaksi, mendingan ini. Hehe

Walaupun Indah agak loncat, karena belum mencicipi soal tentang laju reaksi yang bikin kepala muter. Tapi Indah semangat kalau tentang ini, KOLOID :D :D Hehe


A. Pengertian dan Jenis-jenis Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.

PERBEDAAN LARUTAN SEJATI, SISTEM KOLOID, DAN SUSPENSI KASAR.


Larutan
(Dispersi Molekuler)
Koloid
(Dispersi Koloid)
Suspensi
(Dispersi Kasar)
Contoh: larutan gula dalam air
Contoh: campuran susu dengan air.
Contoh: campuran tepung terigu dengan air.
  1. Homogen, tak dapat dibedakan, walaupun menggunakan mikroskop ultra.
2.      Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) < 1nm.
  1. Satu fase
  2. Stabil
5.      Tidak dapat disaring
  1. Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
  2. Partikel berdimensi antara 1 nm-100 nm.
  3.  Dua fase
4.      Pada umumnya stabil.
  1. Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra.
  1. Heterogen
2.      Salah satu atau semua dimensi partikel >100 nm.
3.      Dua fase
  1. Tidak stabil
5.      Tidak dapat disarin

B. Jenis-Jenis KOLOID

Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi jadi seperti ini:

Fase Terdispersi
Pendispersi
Nama koloid
 Contoh
Gas
Gas
Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen
Gas
Cair
Busa
Buih, sabun, ombak, krim kocok
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, kasur busa
Cair
Gas
Aerosol cair
Obat semprot, kabut, hair spray di udara
Cair
Cair
Emulsi
Air santan, air susu, mayones
Cair
Padat
Gel
Mentega, agar-agar
Padat
Gas
Aerosol padat
Debu, gas knalpot, asap
Padat
Cair
Sol
Cat, tinta
Padat
Padat
Sol Padat
Tanah, kaca, lumpur

1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain.
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbeentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonise.

3. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein.

4. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang zat terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:

·         1.Gel elastis
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.

·         2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.
C. Sifat Koloid

Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.

Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.

Adsorbsi Koloid
Adsorsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorsi digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air. Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.

Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini di sebutadsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.

Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
1.      Perubahan suhu.
2.      Pengadukan.
3.      Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
4.      Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Koloid Pelindung

Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:

a.       Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.

b.      Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.

Dialisis

Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis.
Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.

PERBANDINGAN SIFAT SOL LIOFIL dan SOL LIOFOB

Sifat-Sifat
Sol Liofil
Sol Liofob
Pembuatan
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
Muatan partikel
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
Memiliki muatan positif atau negative
Adsorpsi medium pendispersi
Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
Viskositas (kekentalan)
Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
Penggumpalan
Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan.
Sifat reversibel
Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.
Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
Efek Tyndall
Memberikan efek Tyndall yang lemah
Memberikan efek Tyndall yang jelas
Migrasi dalam medan listrik
Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel

KOLOID LIOFIL dan KOLOID LIOFOB

Koloid liofil--> adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid, Misalnya: agar-agar

Koloid Liofob--> adalah koloid yang tidak mengadsorbsi cairan, agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni permiian medium pendispersi dari elektrolit..

Koloid Liofil
Koloid Liofob
  • Mengadsorpsi mediumnya.
  • Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar.
  • Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit.
  • Viskositas lebih besar daripada mediumnya.
  • Bersifat reversibel.
  • Efek tyndall lemah
  • Tidak mengadsorpsi mediumnya.
  • Hanya stabil pada konsentrasi kecil.
  • Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit.
  • Viskositas hampir sama dengan mediumnya.
  • Tidak reversibel.
  • Efek tyndall lebih jela
Sekian aja kolid nyaaa.. :D :D Semoga ada manfaatnya buat kamuhh.. Iya, kamuuuh ^_^

Senin, 25 April 2016


JARINGAN

Jaringan

A. Jaringan pada Tumbuhan
B. Jaringan pada Hewan

A. Jaringan pada Tumbuhan 
  • Meliputi jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen) 
  • Meristem apikal Daerah pembentangan sel Meristem lateral Daun Kuncup lateral Jaringan pengangkut Korteks a. Jaringan Meristem 
  •  Sel-selnya seperti kubus, berdinding tipis, dan aktif membelah
  •  Terdapat pada pucuk batang dan ujung akar
  •  Dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder Jaringan meristem pada batang
 
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Daerah pematangan 
Daerah pembentangan 
M...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Meliputi jaringan epidermis, 
parenkim, p...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Modifikasi Sel-Sel 
Epidermis 
Stomata 
T...

2) Jaringan Parenkim 
  • Sel-sel parenkim berdinding relatif tipis, fleksibel, dan mengandung selulosa, pektin, serta hemiselulosa, tetapi umumnya tidak mengandung lignin 
  • FUNGSI:
  • Regenerasi 
  • Fotosintesis 
  • Respirasi 
  • Sekresi 
  • Ekskresi
  •  Transportasi Penyimpanan bahan makanan
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Kolenkim 
Sklerenkim 
Bentuk dan ukuranny...

Sklerenkim
  • Dinding selnya elastis, tersusun atas selulosa dan lignin, dengan penebalan merata 
  • Dua tipe sel sklerenkim, yaitu serat dan sklereid 
  • Ciri-ciri serat: sel-selnya panjang, ramping, dan berujung runcing 
  • Fungsi serat: memperkuat dan menyokong struktur tumbuhan, contoh tanaman Yucca 
  • Ciri-ciri sklereid: sel-selnya pendek, bentuk tidak teratur, dinding sel sekunder lebih tebal serta mengandung lignin 
  • Fungsi sklereid: sebagai sel-sel pertahanan, contoh pada daging buah pir dan tempurung kelapa Tanaman Yucca Sklereid
4) Jaringan Pengangkut 
 Xilem (pembuluh kayu)  dan Floem (pembuluh tapis)

Fungsi xilem: 
  • mengangkut air dan garam mineral dari akar ke batang serta daun 
  • Komponen xilem: trakea, trakeid, serat xilem, dan parenkim xilem 
  • Trakea berbentuk sel-sel tabung berdinding tebal Trakeid berbentuk sel-sel tabung panjang berujung runcing 
  • Serat xilem berfungsi sebagai penyokong/penguat tumbuhan 
  • Parenkim xilem merupakan sel-sel pendek berlignin sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan Xilem
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Lingkaran Tahun 
Lingkaran tahun = lingka...

Floem 
Fungsi floem:
  • mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh 
  • Komponen floem: pembuluh tapis, parenkim floem, serat floem, dan sel pengiring 
  • Pembuluh tapis tersusun atas sel-sel buluh tapis yang ujungnya mengalami perforasi 
  • Parenkim floem berfungsi sebagai tempat penyimpanan tepung, lemak, tanin, dan resin 
  • Serat floem berfungsi sebagai penyokong tumbuhan 
  • Sel pengiring berfungsi mengatur pergerakan gula serta asam amino dari dan ke dalam sel-sel buluh tapis 
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Perbedaan Susunan Berkas Pengangkut Batan...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Perbedaan Susunan Berkas Pengangkut 
Akar...

5) Jaringan Periderm
  • Jaringan pelindung sekunder pengganti epidermis pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae berkayu 
  • Terdiri atas felem (jaringan gabus), felogen (kambium gabus), dan feloderm (korteks sekunder) Tumbuh di dalam epidermis, korteks, floem, atau akar 
  • Tumbuh keluar membentuk felem dan tumbuh ke dalam membentuk feloderm 
  • Fungsi: melindungi tumbuhan dari pengaruh suhu yang ekstrem, mengurangi kehilangan air, dan melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis Felem Felogen Korteks
     
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Jaringan Epitel Jaringan Ikat Jaringan Ot...
     
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Fungsi Perlindungan (proteksi) 
Mencegah ...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Epitel Kuboid Simpleks 
Epitel Skuamosa K...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Epitel Kuboid Kompleks 
Epitel Kolumner K...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
b. Serabut 
Serabut retikulum 
paling ban...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Jaringan Ikat Biasa 
Jaringan Ikat Khusus...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Lokasi: pada organ-organ dalam seperti us...
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
4. Jaringan Saraf 
Badan sel 
Ujung akson...

Sistem Pencernaan Makanan

KARBOHIDRAT

Sumber:
  1. Beras 
  2. Kentang 
  3. Ubi jalar 
  4. Singkong 
Fungsi:
  1. Sebagai sumber energi utama 
  2. Sebagai bahan baku penyusun komponen sel Sebagai bahan baku penyusun senyawa lain
  3. Dalam bentuk serat kasar, melancarkan pencernaan makanan 
Macamnya:
  1. Monosakarida 
  2. Disakarida 
  3. Polisakarida
LEMAK
Fungsi

Sebagai cadangan energi Lapisan lemak pada kulit, melindungi tubuh dari hawa dingin
Sebagai komponen penyusun membran sel dan membran organel sel Melindungi organ-organ vital
Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K agar dapat diserap tubuh

Sumbernya:
  1. Lemak Nabati (Berasal dari tumbuhan) Merupakan lemak jenuh
    • Kelapa
  2. Lemak Hewani (Berasal dari hewan) Umumnya merupakan lemak tak jenuh
    • Keju
    • Susu
macamnya
  1. Trigliserida 
  2. Fosfolipid 
  3. Lipoprotein 
  4. Steroid
PROTEIN --> tersusun atas Asam-asam amino


Sumber:
  • Berasal dari tumbuhan : Tahu Tempe
  • Berasal dari hewan --> Asam amino esensial lebih lengkap :  Telur Daging

Fungsi:
  • Sebagai biokatalisator atau enzim 
  • Sebagai molekul pengangkut, misalnya hemoglobin 
  • Sebagai penyusun komponen sel 
  • Sebagai alat pertahanan tubuh, misalnya antibodi 
  • Sebagai alat pengatur fungsi fisiologis, misalnya hormon 
  • Sebagai cadangan nutrisi, misalnya kasein 
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Asam Amino 
Asam Amino Esensial Asam Amin...
Apakah manfaat masing-masing vitamin tersebut bagi tubuh kita?
Dari manakah kita mendapatkan sumber vitamin tersebut?

VITAMIN dibedakan menjadi Senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah tidak banyak, tetapi harus selalu tersedia di dalam tubuh
  • Larut dalam LEMAK -- Vitamin B Vitamin C
  • Larut dalam AIR -- Vitamin A Vitamin D Vitamin E Vitamin K




Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10
Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10
  Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Berbagai Jenis Mineral dan Peranannya 
Mi...Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Mineral Sumber Manfaat 
Magnesium (Mg) Ha...
     AIR
    •  Sebagai pelarut hampir semua senyawa yang diperlukan tubuh 
    • Sebagai tempat berlangsungnya semua proses metabolisme atau reaksi kimia di dalam tubuh
    •  Sebagai sarana transportasi senyawa-senyawa yang diperlukan tubuh 
    • Sebagai sarana homeostasis suhu tubuh 
       
    Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Air dari makanan 
Air dari minuman 
Air d...
      Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
B. Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia...
      Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia 
P...
         
      Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
a. Rongga Mulut (Kavum 
Oris) 
RONGGA MUL...
        Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
a. Rongga Mulut (Kavum 
Oris) 
b. Kerongk...
        L I D A H
         Pada permukaan lidah yang kasar terdapat ribuan kuncup pengecap yang membuat kita dapat merasakan manisnya gula atau asinnya garam. Kuncup pengecap itu terdapat pada ujung papillae (tunggal: papilla) 
        Kelenjar Ludah
        Di dalam rongga mulut terdapat tiga pasang kelenjar saliva (ludah), yaitu:
        1.  kelenjar parotis (di bawah telinga)
        2.  kelenjar sublingualis (di bawah lidah)
        3.  kelenjar submandibularis (di bawah rahang bawah)
        Ludah (saliva)
        -->Enzim ptialin (amilase) --> Memecah amilum menjadi maltosa
        -->Immunoglobulin A (IgA) -->Menurunkan jumlah bakteri yang masuk ke mulut


        Kerongkongan (Esofagus)
         Tidak terjadi proses pencernaan Di dalam kerongkongan, bolus didorong masuk ke lambung dengan gerak peristaltik 
        Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
a. Rongga Mulut (Kavum 
Oris) 
b. Kerongk...

        Usus Halus (Intestinuem.) 

        Tersusun atas
        -usus dua belas jari (duodenum),
        -usus kosong (jejunum),
        -usus penyerapan (ileum).

        Usus Dua Belas Jari (Duodenum):
        • Tempat bermuaranya getah­getah pencernaan yang berasal dari pankreas dan hati. 
        • Tempat lemak diemulsikan oleh cairan empedu dari hati, kemudian dicerna oleh enzim lipase, yaitu enzim pencerna lemak, yang dihasilkan oleh pankreas.
        •  Hasil pencernaan lemak adalah asam lemak dan gliserol yang akan diserap oleh pembuluh limfa atau pembuluh kil di dalam usus halus.
        Usus Kosong (Jejenum) 
        •  Tempat terjadinya pencernaan enzimatis yang merupakan kelanjutan kerja pencernaan usus dua belas jari yang belum tuntas. 
        • Tempat pembentukan enzim-enzim disakaridase (maltase, laktase, sukrase), aminopeptidase, dipeptidase, dan enterokinase. 
        Usus Penyerapan (Ileum)
        •  Tempat terjadinya penyerapan zat­-zat makanan. 
        • Semua zat makanan diserap oleh kapiler darah. 
        • Asam lemak dan gliserol diangkut oleh pembuluh limfa. 
        • Pada permukaan dalamnya terdapat jutaan jonjot (villi) dan mikrovili untuk memperluas permukaan untuk penyerapan.
        Usus Besar (Kolon)
        • Merupakan bagian terakhir saluran pencernaan manusia, tempat memproses sisa-sisa makanan agar mudah dikeluarkan. 
        • Terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian yang naik (asenden), mendatar (transenden), dan menurun (desenden). 
        • Terdapat banyak sekali bakteri pembusuk yang membusukkan sisa-sisa makanan menjadi feses yang lunak dan mudah dikeluarkan. 
        • Beberapa bakteri pembusuk dapat menghasilkan vitamin K dan asam amino yang dapat diserap dinding usus. 
        • Jika tubuh kekurangan air, akan terjadi reabsorpsi air oleh kolon.
        Kelainan atau Gangguan pada Sistem Pencernaan

        Sakit Gigi
        • Kerusakan gigi dapat terjadi karena makanan terlalu panas, terlalu dingin, terlalu manis, atau terlalu masam. 
        Sakit Mag
        • Disebabkan oleh adanya sekresi asam lambung yang tidak normal pada lambung sehingga mengakibatkan rasa perih pada dinding lambung. 
        Apendisitis (Radang Usus Buntu)
        • Terjadi jika ada sisa­sisa makanan yang masuk ke dalam usus buntu, tepatnya ke dalam umbai cacing.
        Konstipasi
        • Gangguan yang terjadi jika feses yang terbentuk keras dan kering sehingga sulit dikeluarkan. 
        Laktosa Intoleran
        • Gangguan yang ditandai penderita tidak dapat mencerna laktosa karena tidak tersedianya enzim­enzim pencerna laktosa. 
        Diare
        • Disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan, misalnya terlalu banyak lemaknya, atau oleh adanya infeksi mikroorganisme, misalnya bakteri atau protozoa, ditandai dengan keluarnya feses yang sangat encer.
        Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
C. Sistem Pencernaan Makanan pada Ruminan...
        Bab 
1 
Bab 
2 
Bab 
3 
Bab 
4 
Bab 
5 
Bab 
6 
Bab 
7 
Bab 
8 
Bab 
9 
Bab 
10 
Urutan Proses Pencernaan pada Ruminansia ...
           Semoga memnbantu dan bermanfaat! :)
          Salam manis!